Berbagi Praktik baik di IHT SDIT Al Kamilah Banyumanik
Senin pagi (26/07), saya berbagi praktik baik Merdeka Belajar di hadapan guru-guru SDIT Al Kamilah, di kampusnya, Gedawang, Banyumanik. Sekolah ini dirintis oleh Ust. Fadholi Kadarisman dan Ustdz. Dyah. Saya telah berinteraksi lama dengan beliau, jauh sebelum saya jadi guru, waktu masih berstatus mahasiswa di Tembalang. Ust. Fadholi sudah menjadi dai saat itu. Memberikan pencerahan tentang Islam kepada para mahasiswa. Saat ini, beliau fokus pada dunia pendidikan. Dan kebetulan, salah satu putranya yang saat ini di Australia, dulu murid saya di Sekolah Alam Ar-Ridho Semarang.
Materinya sedang hangat dibicarakan dan dibutuhkan guru, yaitu tentang Aksi Nyata Platform Merdeka Mengajar (PMM) dan topik penting di dalamnya yaitu : Pembelajaran Berdiferensiasi, Asesmen (khususnya Asesmen Awal utk memahami murid), soal HOTS, dan P5.
Dari diskusi di sana, ternyata ada sedikit mispersepsi yang perlu juga saya sampaikan, khususnya kepada guru-guru via medsos, terkait Umpan Balik Aksi Nyata PMM. Jadi, umpan balik yg dimaksud adalah umpan balik dari guru/murid/ortu yang didapat sebelum ia diunggah ke PMM.
Umpan balik itu, biasanya diletakkan di bagian bawah setelah dokumen utama yg berupa infografis, presentasi, narasi, dst. Umpan balik itu dapat berupa screenshot WA, respon dari Googleform, foto tulisan tangan, atau ketikan ulang dari suara lisan.
Dokumen utama dan Umpan balik juga foto-foto ini, lalu ditata menjadi satu dokumen pdf. Reviewer akan meninjau dokumen ini di PMM. Tanpa ada umpan balik di dalam tubuh dokumen, biasanya Aksi Nyata akan dikembalikan untuk diperbaiki.
Jadi, umpan balik yang dimaksud itu bukanlah komentar dari orang lain setelah ia diunggah ke PMM.
Semoga bermanfaat.
Comments
Post a Comment