Rahma, Malul, Cista dengan karyanya. |
Sembilan cabang mata pelajaran dilombakan, yaitu PAI, Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Tahfidzul Qur'an, TIK (Edugame), SBK, Bahasa Inggris, dan Pildacil. Dengan dua jenjang berbeda, SD dan SMP. Infromasi seputar kegiatan ini dapat diakses di blog http://olimpiademapeljsit.wordpress.com/.
SAA mengirim 4 orang murid kelas V untuk cabang Tahfidz dan SBK. Ilma mewakili Tahfidz, sementara 3 orang lainnya; Cista, Rahma, dan Malul di SBK. Tidak banyak waktu yang tersedia atau persiapan khusus untuk lomba ini. Ilma yang tahfidznya cukup unggul diantara teman-temannya dikelas, langsung dipercaya untuk mewakili SAA. Sementara trio SBK, yang kali ini membuat layang-layang bermotif batik, hanya sempat sekali latihan membuat layang-layang berikut menggambar batiknya, dengan crayon.
Bersama Kepsek, Bu Winda, yang ikut mendampingi, dan menjadi delegasi untuk Forsika (Forum Silahturahmi Kepala Sekolah), kami sampai di lokasi acara mendekati dhuhur. Registrasi, kemudian mendapatkan ruangan di gedung Madinah Lt. 2. Di sini kami satu ruangan dengan rekan dari Sekolah Alam Klaten, yang beberapa waktu sebelumnya menghadiri Jambore Sekolah Alam Nusantara di Lembang, Bandung.
Ilma saat tahfidz dihadapan juri |
Dan Ilma, nampak berusaha optimal menampilkan apa yang ia bisa. Dari ke-5 soal, Ilma berhasil menjawab 3 soal dengan baik, sisanya dibantu oleh juri. Meski kemudian, pada akhirnya, Ilma diketahui belum masuk deretan juara, tapi pengalaman pertama ini pastilah sangat berharga untuknya dan juga sekolah.
Di hari kedua, pagi-pagi, giliran lomba SBK digelar. Aula yang semula digunakan saat pemubukaan dipakai untuk membuat layang-layang dan melukis gentong tanah liat (kategori SMP). Trio layang-layang benar menguras habis tenaganya selama 3 jam untuk menghasilkan karya terbaiknya. Hasilnya tidak mengecewakan. Bagus. Dan berkarakter. Patut diacungi jempol untuk kerja keras mereka. Meski kemudian juri memutuskan berbeda, tapi karya mereka layak untuk diapresiasi.
Khusus untuk trio layang-layang, hari itu mereka belajar arti kata : kerja keras, berjuang hingga titik darah penghabisan. Saat latihan disekolah dengan durasi waktu yang sama, mereka tidakmampu menyelesaikan layang-layangnya. Namun, di acara ini, mereka mampu menyelesaikan tugasnya, tepat ketika aa aba-aba waktu habis dari panitia. Mewarnai dengan crayon 3 jam..Wow, lelah banget pastinya! ^_^
Sepulang dari Asrama Haji, bersama Pak Nano, suami Bu Kepsek, anak-anak diajak untuk berkeliling kota Solo. Menikmati keindahan alun-alun Surakarta, Pasar Klewer, Pusat Grosir Solo, dan mampir di Bakso Tulang Rusuk atau Bakso Iga khas Solo.
Oke, semoga prestasinya terus meningkat di kesempatan yang akan datang. Selamat untuk JSIT Jateng-DIY.
Layang-layang karya peserta |
Layang-layang karya peserta (2) |
bersama Bu Winda di Keraton Surakarta |
Acara Pembukaan |
Senja di Asrama haji Donohudan |
0 komentar:
Posting Komentar